Pengaruh MPASI Fortifikasi Tinggi Zat Besi Untuk Bayi
Zat besi sangat penting bagi tumbuh kembang si Kecil di awal kehidupannya. Sejak lahir hingga usia 6 bulan, kebutuhan zat besi bayi dapat tercukupi dari cadangan yang diperoleh dari ibu selama dalam kandungan, ditambah dari ASI.
Namun, setelah berusia 6 bulan kebutuhan zat besi si Kecil meningkat, sedangkan cadangan dalam tubuh mulai menipis. Sementara asupan zat besi dari ASI tidak mencukupi. Karenanya, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tinggi zat besi diperlukan.
Salah satu pilihan MPASI tinggi zat besi yang bisa Bunda pilih adalah bubur MPASI fortifikasi yang telah diperkaya dengan zat besi. MPASI fortifikasi tinggi zat besi dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil dan mendukung perkembangan dan pertumbuhannya.
Kekurangan zat besi dapat memicu terjadinya anemia. Anemia yang parah bisa menghambat perkembangan mental si Kecil dan mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitasnya saat dewasa.
WHO memperkirakan bahwa 273 juta anak-anak menderita anemia, di mana sekitar 60% di antaranya disebabkan oleh kekurangan zat besi. Oleh karena itu, si Kecil termasuk kelompok berisiko tinggi terkena anemia.
Manfaat MPASI Tinggi Zat Besi untuk Si Kecil
Saat si Kecil mulai diperkenalkan makanan padat, Bunda bisa memberikan menu MPASI tinggi zat besi olahan sendiri atau MPASI fortifikasi untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan minimum zat besi untuk bayi MPASI di usia 6-11 bulan adalah 11 mg per hari.
Kebutuhan zat besi harian anak tersebut harus dipenuhi karena manfaat zat gizi ini sangat besar bagi si Kecil.
Fungsi utama zat besi bagi tubuh adalah untuk membantu produksi hemoglobin, yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Hemoglobin juga menghasilkan warna merah pada darah sehingga saat kekurangan zat besi, sel darah merah mengecil, tampak lebih pucat, dan tidak mampu membawa cukup oksigen ke seluruh tubuh.
Selain itu, zat besi juga berperan dalam membantu pertumbuhan otak bayi agar berkembang secara normal.
Baca Juga: Resep Kaldu Ayam untuk MPASI
Dampak Kekurangan Zat Besi pada Anak
Zat besi berperan penting bagi pertumbuhan anak. Lalu bagaimana jika kebutuhan si Kecil akan zat besi tidak terpenuhi?
Kekurangan zat besi merupakan penyebab utama anemia. Anak-anak dengan anemia kekurangan zat besi mungkin mudah lelah, memiliki kulit dan bibir pucat.
Selain itu, anak yang mengalami anemia berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif, motorik, sosial-emosional, dan neurofisiologis. Efek tersebut bisa terbawa hingga dewasa. Dalam jangka panjang, kekurangan zat besi bisa menyebabkan penurunan performa fisik dan kualitas hidup.
Tanda-tanda bayi mengalami kekurangan zat besi di antaranya pertambahan berat badan lambat, kulit tampak pucat, nafsu makan berkurang, dan menjadi lebih mudah rewel. Jika si Kecil kekurangan zat besi, ia juga akan menjadi kurang aktif dan pertumbuhannya ikut terhambat.
Anak yang mengalami anemia tidak memiliki cukup sel darah merah atau hemoglobin yang cukup. Hemoglobin adalah protein yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen ke sel lain di dalam tubuh. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin.
Oleh karena itu, selama masa penyapihan, diperlukan tambahan sumber zat besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang sedang tumbuh.
Sumber Makanan Tinggi Zat Bes untuk Bayi
Nah, salah satu cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan zat besi si kecil adalah melalui makanan. Bunda bisa memberikan si Kecil makanan yang mengandung zat besi untuk bayi.
Ada dua jenis zat besi yang terkandung dalam makanan. Pertama adalah zat besi heme, yang berasal dari sumber hewani dan lebih mudah diserap tubuh. Kedua adalah zat besi non-heme, yang berasal dari nabati dan lebih sulit diserap tubuh.
Beberapa contoh bahan MPASI yang mengandung zat besi tinggi, di antaranya:
- Daging, termasuk daging sapi, domba, ayam, hati, juga bebek.
- Ikan berlemak, seperti tuna dan salmon. Namun bayi di bawah usia 1 tahun perlu menghindari seafood seperti lobster dan udang.
- Telur
- Biji-bijian utuh dan sereal fortifikasi
Zat besi juga bisa diperoleh dari sumber nabati:
- Kacang-kacangan, seperti kacang polong, buncis, kedelai, dan lentil.
- Sayuran hijau, misalnya bayam, brokoli, kubis.
Selain memberi makanan tinggi zat besi, Bunda juga perlu memastikan asupan Vitamin C si Kecil tercukupi karena vitamin tersebut membantu proses penyerapan zat besi yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangannya.
Beberapa makanan kaya vitamin C yang membantu penyerapan zat besi, di antaranya yakni buah jeruk, pepaya, tomat, brokoli, dan juga kubis.
Hal lain yang perlu Bunda ingat terkait penyerapan zat besi si Kecil, hindari memberikan susu pada waktu yang berdekatan dengan waktu makan anak. Ini lantaran kandungan kalsium dalam susu akan menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh si Kecil. Beri jarak waktu 1-2 seusai makan sebelum Bunda memberikan susu untuk si Kecil.
Saat si Kecil sudah memasuki usia 6 bulan ke atas, pastikan Bunda memberi ia makanan kaya zat besi untuk bayi. Selain itu, Bunda juga bisa menambahkan MPASI fortifikasi sebagai pelengkap menu yang tinggi zat besi untuk si Kecil demi memastikan asupan zat besinya sudah memenuhi kebutuhan harian si Kecil.
Konsumsi MPASI fortifikasi tinggi zat besi juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi hemoglobin dan menurunkan angka kejadian anemia pada bayi dan anak-anak.
Nestlé CERELAC Bubur Sereal: MPASI Fortifikasi Tinggi Zat Besi untuk Bayi
Salah satu makanan MPASI fortifikasi yang bisa membantu mencukupi kebutuhan gizi si Kecil adalah Nestlé CERELAC Bubur Sereal. Selain terbuat dari bahan alami, Nestlé CERELAC Bubur Sereal tersedia dalam berbagai varian rasa yang disukai si Kecil.
Nestlé CERELAC Bubur Sereal juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, Omega 3 dan 6, serta tinggi zat besi yang membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian si Kecil agar tumbuh kembangnya optimal.
Itulah Bunda, arti pentingnya MPASI tinggi zat besi bagi bayi. Selalu penuhi kebutuhan zat besi si Kecil, ya. Dan jika Bunda mencari MPASI fortifikasi tinggi zat besi, jangan lupa pilih Nestlé CERELAC Bubur Sereal!