Cukupkah Kandungan Zat Besi Pada Bubur Fortifikasi 6 Bulan?
Memberikan bubur fortifikasi 6 bulan kerap dilakukan orangtua untuk memastikan semua kebutuhan nutrisi makro maupun mikro si Kecil tercukupi. Biasanya, pada kemasan bubur MPASI fortifikasi sudah tertulis jelas jumlah masing-masing nutrisi yang terkandung dalam tiap sajiannya.
Hal ini tentu mempermudah Bunda untuk memastikan asupan nutrisi si Kecil sudah sesuai dengan kebutuhannya. Apalagi, Bunda juga perlu memperhatikan jumlah asupan nutrisi mikro si Kecil. Salah satu nutrisi mikro yang sering menjadi perhatian untuk dipenuhi pada masa MPASI adalah zat besi.
Pentingnya Asupan Zat Besi saat MPASI
Kekurangan zat besi pada bayi dan anak-anak telah menjadi masalah kesehatan yang serius, khususnya di negara kawasan Asia Tenggara.[1] Padahal, kekurangan zat besi pada anak bisa memicu anemia dan menyebabkan penurunan kinerja kognitif dan keterlambatan perkembangan motorik[2]
Oleh karena itu, selama masa MPASI diperlukan tambahan sumber zat besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi Si Kecil yang sedang tumbuh.
Tips Agar Si Kecil Tidak Kekurangan Zat Besi
Bayi yang kekurangan zat besi berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif, motorik, sosial-emosional, dan neurofisiologis[3]. Kabar baiknya, Bunda bisa memenuhi kebutuhan zat besi si kecil melalui makanan.
Saat anak Bunda berusia sekitar 6 bulan, Anda bisa mulai memberikan makanan padat. Pastikan untuk memilih makanan yang mengandung zat besi.
Zat besi yang ditemukan dalam makanan datang dalam dua bentuk, yakni zat besi heme dan non-heme. Zat besi heme banyak ditemukan pada produk hewani dan lebih mudah diserap oleh tubuh.
Sumber zat besi heme, di antaranya:
- Daging merah
- Makanan laut
- Unggas
- Telur.
Sementara itu, zat besi non-heme dapat ditemukan pada tumbuhan dan produk yang diperkaya zat besi. Sumber zat besi non-heme diantaranya:
- Tahu
- Kacang dan lentil
- Sayuran berdaun hijau gelap.[4]
Memberikan bubur fortifikasi 6 bulan bisa menjadi cara efektif untuk mencegah sekaligus mengatasi kekurangan zat besi dan mikronutrien lainnya pada si kecil.
Penelitian juga membuktikan bahwa menunjukkan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi MPASI yang difortifikasi dengan zat besi menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin (Hb), yang membantu mengurangi risiko anemia akibat kekurangan zat besi.[5]
Baca Juga: 4 Tips Menyiapkan Bubur Fortifikasi untuk Si Kecil
Manfaat Bubur Fortifikasi 6 Bulan dengan Zat Besi Tinggi
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Food Science and Nutrition 2021 membuktikan bahwa konsumsi bubur fortifikasi untuk bayi 6 bulan yang diperkaya dengan 3,75 mg zat besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan menurunkan prevalensi anemia[6].
Berdasarkan pedoman WHO, 6 bulan adalah usia yang tepat untuk pengenalan makanan pendamping ASI, karena ASI saja tidak cukup untuk menyediakan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan.
Di sisi lain, anak kecil memiliki risiko kurang gizi yang lebih tinggi jika makanan pendamping yang diberikan tidak cukup gizi. Oleh karena itu, rekomendasi bubur fortifikasi 6 bulan adalah yang mengandung makro dan mikronutrisi, seperti zat besi. [7]
Kebutuhan zat besi Si Kecil yang berusia 6-11 bulan sangat tinggi, sehingga Bunda perlu perhatikan asupannya[8]. Dengan memberikan bubur fortifikasi, Bunda bisa mencukupi kebutuhan gizi si kecil dengan cara praktis, khususnya untuk menurunkan risiko anemia defisiensi besi.
Salah satu pilihan bubur fortifikasi untuk si Kecil yang bisa Bunda pilih adalah Nestlé CERELAC Bubur Sereal yang diperkaya dengan zat besi tinggi.
Nestlé CERELAC Bubur Sereal terbuat dari bahan alami yang diformulasikan khusus untuk bayi berusia 6 hingga 12 bulan. Nestlé CERELAC Bubur Sereal hadir dalam berbagai varian rasa yang disukai anak.
Tak hanya kaya zat besi, Nestlé CERELAC Bubur Sereal juga mengandung 11 vitamin, 6 mineral, Omega 3 dan 6, yang membantu memenuhi kebutuhan gizi harian dan mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil.
Referensi:
[1] Kotwal, Atul. Current Medicine Research and Practice. 2016 June 06;6(3):117-122
Prieto-Patron A, et al. Int J Environ Res Public Health. 2022 Apr 29;19(9):5416
[2] Prieto-Patron A, et al. Int J Environ Res Public Health. 2022 Apr 29;19(9):5416
[3] Carla Cerami. 2017. Iron Nutriture of the Fetus, Neonate, Infant, and Child. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles /PMC6143763/ [Diakses 9 Mei 2022]
[4] CDC. Iron. Dari : https://www.cdc.gov/nutrition/InfantandToddlerNutrition/vitamins-minerals/iron.html . Diakses pada 15/12/2022
[5] Awasthi S, et al. Br J Nutr. 2020 Apr 14;123(7):780-791
Harrison OA, et al. Food Sci Nutr. 2021 Nov 26;10(1):286-294 à INI REFERENSI NOMOR BERAPA & UNTUK KLAIM YANG MANA ?
[6] Harrison OA, Hays NP, Ansong RS, Datoghe D, Vuvor F, Steiner-Asiedu M. Effect of iron-fortified infant cereal on nutritional status of infants in Ghana. Food Sci Nutr. 2021 Nov 26;10(1):286-294. doi: 10.1002/fsn3.2669. PMID: 35035929; PMCID: PMC8751428.
[7] Harrison OA, et al. Food Sci Nutr. 2021 Nov 26;10(1):286-294
[8] Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.